Analisis dan Perbandingan Dua Buku (Sejarah Sosial Indonesia)

Analisis dan Perbandingan Dua Buku


Buku 1

Judul Buku : Nusa Jawa :Warisan Kerajaan-Kerajaan Konsentris
Penulis       : Denys Lombard
Penerbit     : Gramedia Pustaka Utama, 1996

Masyarakat perkotaan di pelabuhan-pelabuhan pesisir yang ditandai dengan kebebasan tertentu dan mendukung terbentuknya suatu konsep individu, berbeda dengan masyarakat agraris kerajaan-kerajaan pedalaman dahulunya bahkan hingga sekarang, termasuk masyarakat yang kuat akan struktur hierarkinya. Dalam kehidupan bermasyarakatnya bukan termasuk kedalam individu yang bebas melainkan sudah terdapat susunan secara vertikal seperti antara atasan dengan bawahan, pejabat dengan anak buahnya, senior dengan junior dan hal lainnya. 
              Sistem kasta ala India, seperti yang ada di Bali setelah masuknya agama Islam pada abad ke -16 membuat sistem itu sudah tidak dipakai lagi di Pulau Jawa. Namun, pada zaman majapahit sistem kasta ternya masih terpakai. Sesuai dengan yang tedapat dalam Nagarakertagama yang menjelaskan tentang struktur masyarakat yang disebut dengan "keempat kelas" yaitu, kaum arya atau kaum bangsawan lalu kaum ksatriya, kaum waisya dan sudra. Strarifikasi ini berbeda dengan yang ada di India, di sana untuk golongan pertama atau golongan brahmana diisi dengan yang memegang jabatan keagamaan. Pada abad ke - 14, di Jawa kaum empat kelas atau caturjana tidak mencakup dalam seluruh masyarakat. keempat kelas itu juga berada dalam lingkup struktur sosial antara para kaum agamawan yang pada zaman dahulu diklasifikasikan menjadi brahmana, resi, kaum Budhis serta kaum Siwais dan juga tiga golongan rendah yaitu Candala, Mleccha dan Tuccha yang juga mencakup kepada penduduk yang belum terbaur dalam tata kerajaan. Kemungkinan para pujangga Jawa mencoba menutupi keadaan yang sebenarnya dengan menggunakan kata-kata Sansekerta tetapi hal ini tidak mengubah kenyataan bahwa struktur masyarakat dilihat sebagai berlapis-lapis dengan golongan-golongan yang dipisahkan dari satu dengan lainnya secara jelas.

Buku 2

Judul Buku : Struktur Sosial dan Sistem Politik Batak Toba Hingga 1945
Penulis       : Bungaran Antonius Simajuntak
Penerbit     : Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2006

Perkembangan sosial budaya yang bergerak sangat cepat ini banyak memberi dampak terhadap kehidupan dan juga pergaulan sosial orang Batak Toba, terutama yang hidup di desa seperti di Kabupaten Tapanuli Utara. Mereka menyadari kemajuan itu berdasarkan karena kemajuan pandidikan dan juga hubungan masyarakat yang terbuka dan juga sangat cepat antar provinsi dan suku bangsa. Hubungan yang baik antara orang Batak Toba kota dengan pedesaan Tapanuli Utara , baik melalui kunjungan adat ataupun kunjungan yang lain yang juga memberi dampak pada perubahan sikap dan tingkah laku. Perubahan itu juga mempengaruhi struktur dan sistem sosial politik masyarakat Batak Toba. 
           Struktur Sosial menurut mitos, diceritakan bahwa Si Raja Bonang-Bonang hanya memiliki satu anak yang bernama Guru Tantan Debata yang juga bernama Si Raja Batak, lalu anak dari Si Raja Batak memiliki dua orang anak antara lain Guru Tatea Bulan dan Si Raja Isumbaon yang dari kedua anak ini menjadi perkembangan marga-marga yang terdapat di masyarakat Batak. Setelah keturunan Guru Tatea Bulan muncul marga-margaseperti Lontung dan dari Raja Isumbaon muncul kelompok marga-marga Batak yang menjadikan kedua kelompok ini menjadi induk marga-marga Sumba. Orang Batak mengrnal marga sebagai satu asal keturunan atau satu nenek moyang. Orang Batak juga menganut paham garis keturunan bapak atau yang biasa disebut dengan patrilineal. Hal ini menjelaskan bahwa marga berdasarkan dari garis bapak. Sejarah lahirnya marga bapak juga dari nenek moyang laki-laki. 

Analisis 

Kedua buku di atas menjelaskan tentang struktur masyarakat di Indonesia dengan buku pertama yang menjelaskan tentang struktur sosial masyarakat di Jawa dan buku kedua menjelaskan tentang struktur sosial masyarakat di Batak yang memiliki perbedaan. Jika pada zaman dahulu di Jawa juga mengikuti sistem kasta ala India yang meskipun setelah adanya agama Islam struktur kasta itu tidak dipakai lagi tetapi hal ini menjelaskan bahwa terdapat struktur yang menjelaskan tentang lapisan-lapisan yang ada di masyarakat Jawa. Berbeda dengan di Batak Toba yang lebih menjelaskan bahwa struktur sosial masyarakat mereka lebih dikenal dengan marga yang sesuai dengan garis keturunan bapak. Hal ini menjelaskan bahwa berbeda daerah kemungkian memiliki struktur masyarakat yang berbeda juga seperti halnya pada Jawa dan Batak Toba.

Comments

Popular posts from this blog

Tugas Sejarah Pedesaan IV

Tugas Sejarah Pedesaan II

Review Jurnal